Sejarah Akrilik
Akrilik adalah sejenis polimer sintetis yang dikenal juga dengan nama poliakrilonitril atau PAN. Polimer ini terdiri dari ester metil akrilat, yang dihasilkan melalui proses polimerisasi. Sejarah akrilik dimulai pada tahun 1928.
Ketika seorang ilmuwan Jerman bernama Otto Röhm menemukan cara untuk mengkopolymerisasi ester metil akrilat. Namun, pada saat itu, teknologi yang tersedia tidak cukup canggih untuk mengkonversi hasil penemuan Röhm menjadi produk yang dapat digunakan secara komersial.
Pada tahun 1941, DuPont de Nemours, perusahaan kimia besar asal Amerika Serikat, mengajukan paten untuk proses produksi akrilik dan mulai menjual produk akrilik dengan merek Acrylonitrile. Produk akrilik pertama yang dipasarkan oleh DuPont adalah serat akrilik yang digunakan dalam industri tekstil. Kemudian, pada tahun 1950-an, akrilik mulai digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti plastik, cat, dan lain-lain.
Akrilik memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan polimer lainnya. Salah satunya adalah sifatnya yang tahan air dan tahan panas. Selain itu, akrilik juga tahan terhadap cahaya dan tahan terhadap perubahan cuaca. Akrilik juga digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti kain, plastik, cat, papan plakat dan lain-lain.
Di industri tekstil, akrilik digunakan sebagai bahan dasar untuk produksi kain, karena sifatnya yang tahan air dan tahan panas. Dalam industri plastik, akrilik digunakan sebagai bahan dasar untuk produksi plastik, karena sifatnya yang tahan terhadap cahaya dan tahan terhadap perubahan cuaca.
Dalam industri cat, akrilik digunakan sebagai bahan dasar untuk produksi cat, karena sifatnya yang tahan terhadap cahaya dan tahan terhadap perubahan cuaca.
Akrilik juga digunakan dalam berbagai aplikasi lain, seperti dalam produksi pembuatan kaca akrilik, pembuatan lensa, pembuatan cat, dll. Pada saat ini, akrilik dianggap sebagai salah satu polimer yang paling banyak digunakan di dunia dan digunakan dalam berbagai industri.
Penggunaan Bahan Akrilik
Akhir-akhir ini, akrilik digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk tetapi tidak terbatas pada:
Industri tekstil: Akrilik digunakan dalam produksi kain, karena sifatnya yang tahan air dan tahan panas.
Industry plastik: Akrilik digunakan dalam produksi plastik, karena sifatnya yang tahan terhadap cahaya dan tahan terhadap perubahan cuaca.
Industry cat: Akrilik digunakan dalam produksi cat, karena sifatnya yang tahan terhadap cahaya dan tahan terhadap perubahan cuaca.
Pembuatan kaca: Akrilik digunakan dalam produksi kaca akrilik, yang digunakan dalam berbagai aplikasi seperti pintu, jendela, dan plafon.
Pembuatan lensa: Akrilik digunakan dalam produksi lensa, karena sifatnya yang ringan dan tahan terhadap cahaya.
Industri medis: Akrilik digunakan dalam produksi alat medis, seperti implant, karena sifatnya yang tahan terhadap cahaya dan tahan terhadap perubahan cuaca.
Industri seni: Akrilik digunakan dalam produksi cat seni, karena sifatnya yang tahan terhadap cahaya dan tahan terhadap perubahan cuaca.
Industri otomotif: Akrilik digunakan dalam produksi komponen mobil, seperti spoiler, karena sifatnya yang ringan dan tahan terhadap cahaya.
Industri bangunan: Akrilik digunakan dalam produksi komponen bangunan, seperti plafon, karena sifatnya yang ringan dan tahan terhadap cahaya.
Teknologi: Akrilik digunakan dalam produksi display, karena sifatnya yang transparan dan rin
Dalam penutup artikel ini, kita telah melihat sejarah dari akrilik, mulai dari penemuannya hingga penggunaannya saat ini. Akrilik adalah material yang sangat berguna dan fleksibel, yang digunakan dalam berbagai aplikasi di berbagai industri.
Sifat-sifat unik akrilik seperti tahan terhadap cahaya, tahan terhadap perubahan cuaca, dan transparansi membuatnya sangat populer dalam industri tekstil, plastik, cat, kaca, lensa, medis, seni, otomotif, bangunan dan teknologi.
Penemuan akrilik telah memberikan dampak yang sangat besar dalam dunia industri, dan kita dapat melihat bagaimana material ini terus digunakan dan dikembangkan dalam berbagai aplikasi di masa depan.
0 komentar:
Posting Komentar